#TanyaSains: Mengapa Satelit di Angkasa Tidak Jatuh atau Hilang?
SainsMe – Singkatnya, ada dua jenis satelit, yaitu satelit alami dan satelit buatan atau biasa disebut satelit artifisial (artificial satellites).
Untuk satelit alami, contohnya adalah bulan yang selalu mengobrbit planet bumi, dan phobos – deimos yang mengorbit Mars. Sepertinya pertanyaan kamu mengarah ke jenis satelit artifisial kan?
Apa itu orbit dan bagaimana menempatkan satelit di orbit yang benar?
Orbit pada dasarnya adalah lintasan. Jadi jika kita membicarakan orbit satelit, maka berarti sebuah jalur melingkar mengelilingi bumi yang akan dilewati satelit selama bertugas.
Nah, orbit ini memiliki ketinggian tertentu dan harus dihitung dengan sangat cermat. Hitungannya berdasar apa?
Bayangkan kamu sedang melempar sebuah bola tenis. Dengan tenaga yang kecil, bola akan terlempar sejauh satu meter, misalnya.
Dengan tenaga agak besar, bola terlempar lebih cepat dan akan jatuh pada jarak sepuluh meter. Kemudian kamu mengerahkan semua kekuatanmu untuk melempar bola itu agar mendapatkan kecepatan paling tinggi dan jarak paling jauh.
Nah, sekarang bayangkan jika kita bisa membuat bola meluncur sangat cepat agar terlempar sangat jauh dan selama mungkin tidak jatuh. Terus meluncur.
Apakah mungkin? Nah, itulah yang terjadi pada satelit.
Satelit tetap berada pada orbitnya dan tidak jatuh merupakan kombinasi dari dua hal:
Yang pertama adalah dia bergerak super cepat agar tidak jatuh (sama seperti bola yang dilempar sangat-sangat kuat), yang kedua adalah faktor ketinggian yang tepat agar gravitasi bumi menjadi minimal dan tidak ada gesekan dengan atmosfer ketika ia sedang melaju dengan kecepatan tinggi.
Bagaimana membawa satelit pada ketinggian tersebut?
Jawabannya adalah satelit diantar ke orbitnya oleh sebuah roket. Roket ini diluncurkan dari stasiun-stasiun peluncuran di bumi dan membawa satelit ke orbitnya.
Pertama, roket meluncur hingga ketinggian seratus hingga dua ratus kilometer agar keluar dari atmosfer. Kemudian roket itu akan mendorong ke arah samping dan mulai meluncur dengan kecepatan yang luar biasa: 29.000 Km per jam, atau 79 kali lipat lebih cepat dari kecepatan maksimum sebuah mobil balap Formula-1!
Untuk beberapa saat roket masih meluncur dengan kecepatan tersebut, hingga satelit mencapai orbitnya. Setelah itu roket akan mati dan melepaskan satelit pada orbitnya dan masih bergerak dengan kecepatan yang sama. Itulah sebabnya satelit tersebut tidak jatuh. Ya, karena kecepatannya.
Ketinggian satelit bervariasi, mulai dari ratusan kilometer hingga titik paling tinggi yaitu 2000 kilometer dari bumi. Semakin rendah satelit ditempatkan, semakin sebentar ia bertugas.
Perlu diketahui, satelit paling besar buatan manusia saat ini bernama International Space Station (ISS), merupakan kerja sama dari beberapa negara besar. Diluncurkan tahun 1998 dan masih bertugas hingga kini di ketinggian 600 kilometer dari bumi.
Sedangkan satelit pertama yang diluncurkan oleh manusia bernama Sputnik-1 buatan Uni Soviet pada 4 Oktober 1957. Tak mau kalah, beberapa bulan kemudian Amerika Serikat ikut meluncurkan setelit pertamanya yang diberi nama Explorer-1.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar